#CaraBersinergiWaliSantri: Membeli dengan Peluang Jariah bagi Walisantri

Februari 03, 2019
Saat memasukkan anak ke Gontor, ada seorang teman berujar, "Wuih hebat maneh euy anak tiluan nana di Gontor. Benghar maneh mah" (terjemah: wah, hebat kamu bisa nyekolahin anak tiga2nya ke Gontor. Udah kaya). Hehehe diaminin aja lah. Siapa tau do'a. 😁
Ga tau dia nyekolahin anak ke Gontor itu 'perjuangan". Perjuangan perasaan, jantung dag dig dug, tenaga, harap-harap cemas, juga perjuangan waktu dan tenaga. 😀

Kalau melihat output, biaya pendidikan di Gontor termasuk murah dibanding lembaga pendidikan sejenis apalagi kalau mengingat "keinternasionalan" pondok ini. Kesan Gontor mahal karena bisa jadi karena orang melihat saat pendaftaran ratusan mobil dari berbagai kota di Indonesia antri terparkir, atau bisa jadi kebiasaan walisantri saat "mudhif" yang dengan "keikhlasan tinggi" ikut mentraktir teman2 anaknya. Maka sudah pasti dana yang keluar mesti banyak.

Tapi sebenarnya tidak sedikit santri yang berasal dari keluarga pas-pasan atau bahkan tidak mampu. Tapi semangat walisantri agar anak merasakan kesempatan dididik oleh pendidikan Gontor sangat tinggi. Beberapa kisahnya dapat kita temukan di berbagai aplikasi medsos atau chatting.

Ada satu kisah walisantri yang anak tertuanya sudah di Gontor kelas atas, mereka sangat ingin anak berikutnya pun sekolah seperti kakaknya, dan anaknya pun sangat ingin sekolah di Gontor. Maka hanya dengan semangat, hanya berbekal uang buat ongkos dan sekedar makan sehari-hari di pondok, berangkatlah sang Ibu beserta anaknya ke Gontor tanpa membawa uang pendaftaran! Karena memang tidak ada. Sedang sang Ayah tinggal di rumah mengusahakan ikhtiar mencari uang buat pendaftaran. Sang anak sangat senang saat dibawa ke pondok, tapi dia mungkin bertanya-tanya kok belum mendaftar ya. Sedang sang Ibu selalu kontak ayahnya menanyakan apakah sudah dapat uang. Tapi sang ayah menjawab lagi diusahakan, sambil berusaha memberi semangat sang istri untuk terus semangat dengan meyakinkan bahwa tujuan mereka mulia maka tidak mungkin Allah menyia-nyiakan. Hari pertama belum ada kabar baik.

Hari kedua, untuk menyenangkan hati anaknya, Sang Ibu dan anak pergi mengambil nomor urut pendaftaran dengan harapan jika sang ayah sudah dapat uang maka baru mendaftar. Tapi masih hari itu sang ayah belum mendapat uang. Berlanjut esoknya pun demikian.
Di rumah setiap kali habis sholat sang ayah selalu berdoa dengan linangan air mata berusaha mengetuk simpati Allah. Tapi tetap dengan keyakinan Allah tidak akan mungkin menyia-nyiakan niat baik.

Hari terakhir tiba, Sang Bunda belum mendapat kabar dari suaminya, Dan Sang Ibu hanya menangis dalam hatinya melihat sang anak hanya bisa menatap teman2nya yang  sudah mendaftar. Sang anak pun mulai bertanya, "Bu, kita beberapa kali ngambil nomor kok belum daftar2 juga?"
Sang Ibu hanya menjawab dengan senyum, "Ntar Nak, kita fokuskan dulu belajar buat ujian masuknya. Daftarnya nanti". Walau mungkin kalau diijinkan sang Ibu ingin menangis sekuat-kuatnya, tapi dia tidak ingin anaknya melihat dia menangis.
Sempat Sang Ibu bercanda sama anaknya bagaimana kalo daftar di pondok lain aja. Kini giliran sang anak yang menangis ga mau. Sang Ibu mungkin teriak dalam hati, "Ya Allah saksikanlah!!!" 😭😭

Teriakan ini mungkin disambut Allah dengan ijabah. Alhamdulillah, Sang Ayah memberi kabar bahwa insya Allah sore ini bisa kirim uang buat pendaftaran. Ada tetangga mereka yang bekerja di BUMN mengatakan bahwa lembaga zakat BUMN itu ada dana dari post amilin yang tidak diambil oleh para amilin, dan dibiasanya disalurkan untuk biaya pendidikan pesantren. Allahu Akbar!! Allah Maha Besar!!! Pendaftaran selesai selanjutnya sang Walisantri bekerja keras buat biaya anak-anaknya tiap bulan selanjutnya.

Demikian sekelumit perjuangan wali santri di Gontor yang diceritakan oleh seorang walisantri yang minta dirahasiakan identitasnya.

Sekali lagi menyekolahkan anak di Gontor itu perjuangan. Karena ini saya mempunyai ide, karena kita walisantri tau bagaimana perjuangan ini, tau bagaimana cita-cita kita semua terhadap masa depan anak-anak kita, kita bersinergi. Mari kita beli barang-barang yang menjadi usaha walisantri. Karena sedikit rupiah yang menjadi keuntungan walisantri yang memiliki usaha akan memberi andil jihad anak-anak mereka dalam menuntut ilmu. Anak-anak kita adalah para Mujahid!

Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullaah mengatakan,
"Jihad melawan hawa nafsu memiliki empat tingkatan:
Pertama: berjihad untuk mempelajari petunjuk (ilmu yang bermanfaat) dan agama yang benar (amal salih). Seseorang tidak akan mencapai kesuksesan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat kecuali melaluinya.
Kedua: berjihad untuk mengamalkan ilmu setelah mengetahuinya.
Ketiga: berjihad untuk mendakwahkan ilmu dan mengajarkannya kepada orang yang belum mengetahuinya.
Keempat: berjihad untuk sabar dalam berdakwah kepada Allah Ta'ala dan sabar terhadap gangguan manusia. Dia menanggung kesulitan-kesulitan dakwah itu semata-mata karena Allah.
Apabila keempat tingkatan ini telah terpenuhi pada dirinya, maka ia termasuk orang-orang yang Rabbani (Zaadul Ma'aad fi Hadyi Khairil `Ibaad, III/10).

Maka disaat Anda membeli dari walisantri ada peluang jariah yang akan terus berkelanjutan, siapa tau salah satunya dari sini menjadi kebaikan yang bisa mengantar ke surga. Aamiin.

Program #carabersinergiwalisantri ini kami buatkan lapak khusus walsan di 


buat para walsan yang ingin menitipkan barang yang mau dijual yang bisa diakses oleh seluruh walisantri dimanapun. Seperti Bapak Iman yang jual kamera, Atau Ibu Endah yang jual Mobil, Ibu Dokter Hanis yang jual Black Garlic, atau Ibu Sussan dari Brebes yang memiliki produk Unggulan Bawang Goreng Asli Brebes.

Kami juga menawarkan membuatkan toko online bagi walsan yang memiliki banyak barang dagangan. Toko online yg sudah dibuat seperti dari Walsan G6 Ibu Robingah yang menjual fashion dan lainnya di https://halimahonlinestore.blogspot.com/



 Atau Ibu Adenadin (G1) yang menjual aneka tas rajut di:
https://adeena-handmade.blogspot.com
Mudah-mudahan ini menjadi salah satu wasilah kebaikan bagi seluruh wali santri. Ayo bersinergi!!

Posting Komentar

[blogger]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.