Balada Grup Whatsapp bagi Walisantri Gontor Bag. 1
Menyekolahkan anak di Gontor memiliki kebanggaan tersendiri. Tidak sedikit wali santri yang tidak menoleh sekolah lain jika anak pertamanya yang sudah masuk Gontor, maka anak berikutnya juga dimasukkan ke pondok. Bahkan ada salah satu walisantri yang merupakan saudara dari salah satu orang besar di Indonesia, Bapak Jusuf Kalla, dia hanya memandang hanya Gontor sekolah terbaik di Indonesia.
Ada juga wali santri yang saya kenal dulu saat saya melakukan pendaftaran anak saya yang pertama, dia merupakan pengusaha tambang di Kalimantan. Pengusaha tambang pastilah orang kaya. Dan diwakili istrinya sedang mendaftarkan anak satu-satunya ke Gontor. Ya anak satu-satunya!. Dalam hati saya bertanya-tanya, "koq orang kaya yang bisa saja menyekolahkan anaknya dimana saja dia mau dengan gengsi tinggi tapi justru memilih menyekolahkan anaknya di pondok yang terkenal dengan disiplin tinggi tapi juga juga kesederhanaan?!. Ibunya saja saat mengurus pendaftaran harus tidur dekat pintu kamar mandi hanya dengan alas seadanya di tempat terbuka!". Dan saya menemukan jawaban dari oramg lain (karena segan bertanya pada seorang ibu) bahwa ayahnya lah yang menginginkan anaknya sekolah di Gontor, karena dengar-dengar beliau juga adalah alumni. Masya Allah.
Fenomena ini, yang memiliki anak lebih dari satu di pondok, mengharuskan para walsan mengikuti berbagai media untuk dapat informasi tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Pondok, seperti Facebook dan Grup WA
Penulis sendiri memiliki 3 anak di Gontor, dan untuk itu saya (dipaksa/terpaksa?) ikut 7 hingga 8 grup WA. Yang hampir tidak bisa semuanya saya ikuti perkembangannya karena kesibukan dan terlalu banyaknya grup lain.Tapi itulah fenomenanya.
Banyak cerita tentang aktifitas mengikuti update-update berita dan chatting di WA. Nantikan tulisan selanjutnya.
Sukabumi, 31 Desember 2018, 08.26
Posting Komentar