Selamat Jalan Pak Atul

Selamat Jalan, Pak Atul.
Bismillahirrahmanirrahiim,
Langit Amman, Yordania saat itu menangis, seperti aku menangisi kabar kelabu kepergianmu. Tepat hari Jum’at, 28 Desember 2018, hari yang begitu mulia kau kembali ke pangkuan Sang Pencipta, Allah SWT. Suasana mendung dan kelabu, rintik berhujan ini seperti pertanda, akan ada kabar duka yang tak kusangka itu darimu. Ustadzi, Nashrulloh Zainul Muttaqin.
Siapapun yang pernah belajar di Gontor, pasti mengenal beliau. Sosok yang penuh semangat, enerjik, aktif dan disiplin. Meskipun dengan keterbatasan karena sakit menahun yang beliau derita. Tapi itu semua tidak menghalangi tekad dan semangat beliau untuk terus mengajari kami banyak hal: seni, literasi, dan satu hal terpenting: filosofi hidup Gontory. Meskipun beliau bukanlah seorang tamatan KMI Gontor, tapi beliau faham betul bagaimana Gontor memiliki filosofi hidup yang diajarkan dari generasi ke generasi. Bukan hal yang  aneh, karena beliau adalah anak ke-10 pendiri Gontor, K.H. Imam Zarkasyi. Seorang ahli Bahasa Indonesia Gontor, yang selalu menuliskan kisah-kisah hidup penuh makna dari sisi yang terkadang kami tak mengerti, dari setiap sudut dinding Pondok.
Kepada kami beliau selalu bercerita, bagaimana bapaknya mendidik dan mengajarkan kedisiplinan dan kemandirian kepada anak-anaknya. Bagaimana beliau dan saudara-saudaranya dididik untuk tidur tepat waktu, baik tidur siang ataupun malam, belajar, ikut bekerja di sawah dan percetakan milik keluarga. Bagi kami, seorang santri yang tak pernah bertemu langsung dengan sang pendiri, cerita-cerita ini begitu menarik dan berharga untuk didengar. Dan dari lisan Pak Atul – begitu beliau selalu dipanggil – kami mendengar cerita-cerita keluarga Kyai kami yang tak pernah kami tahu.
Saya termasuk orang yang beruntung bisa berada dan belajar langsung dari beliau, meski bukan di ruang kelas. Pertemuan kami lebih dari sekedar itu, beliau sudah saya anggap ayah, seorang yang selalu memberikan nasehat dari hati ke hati, tidak melulu soal pekerjaan, bahkan hingga nasehat untuk kriteria mencari jodohpun beliau sampaikan kepada saya. Teringat masa saya mengabdi di Gontor, selama 3 tahun, sejak 2011 – 2013, ikut bersama dalam tim redaksi Warta Dunia (Wardun) Gontor, sebagai staf percetakan Darussalam Press milik pondok. Beliau sebagai pengarah, selalu datang, mengecek penyusunan buku tahunan yang melegenda itu, ke kantor kami. Tidak hanya itu, minat beliau kepada musik membuat saya lebih intens berinteraksi dengan beliau. Beliau paham betul, saya yang pemain musik di Gontor ini, bersama kawan-kawan lainnya, selalu diarahkan tentang bermusik yang baik, dengan standar Gontor, dalam setiap kesempatan. Baik dalam acara seperti Mahadasa Show, ataupun hanya sekedar mengobrol ringan.
Teringat tahun 2013, masa-masa akhir penyusunan Wardun, setelah selesai tugas saya sebagai typewriter artikel Bahasa Inggris, saya datang dan berbicara kepada beliau, tentang keinginan saya menciptakan satu lagu untuk para Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, terkhusus kepada K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, kakak beliau. Saya merasa, sebagai seorang adik, tentu memiliki perasaan yang lebih dalam karena ikatan darah dan hidup bersama sejak kecil. Dan beliau menyanggupi untuk membuatkan lirik. 2 hari setelah itu, beliau datang dan memanggil saya, memperlihatkan teks lirik yang belum bernada itu, dengan judul “Ode Untuk Pimpinan”. Tepat di dalam kantor redaksi Wardun itu, saya mainkan gitar, menghias lirik itu dengan nada, tentunya dengan Pak Atul disamping saya memberikan inspirasi nada-nada yang beliau imajinasikan. Sebuah lagu yang hingga kini masih saya ingat dan simpan, sebagai kenangan, ada sebuah lagu yang kami ciptakan bersama.
Setiap orang yang pernah mengabdi hingga menjadi pembimbing Drama Arena dan Panggung Gembira pasti tahu, bagaimana gairah beliau dalam mengarahkan setiap detil acara, baik dari individu panitia, pemain di atas panggung, bahkan fasilitas dan media yang kami gunakan, tidak luput dari koreksi, masukan dan arahan beliau. Kami tak akan pernah lupa Pak Atul, bagaimana engkau mengundang kami ke rumah, hanya sekedar untuk minum teh dan berdiskusi tentang konsep acara, atau sekedar menanyakan kabar kami. Sampai titik ini, saya sadar, masih punya hutang undangan antum untuk Tasyakkur atas selesainya Panggung Gembira 2016 yang selalu antum tanyakan, tapi hingga kini belum bisa kami laksanakan. Maafkan kami, Ustadzii.
Ya Allah, saya bersaksi bahwa beliau adalah orang yang ikhlas, betul-betul ikhlas untuk kami, para santrinya, untuk pondok, dan untuk-Mu Ya Rabb. Beliau selalu bilang, tak pernah mencari materi, tapi kepuasan batin, melihat para santri, menularkan semangat untuk berkembang dalam setiap bidang yang kami tekuni, lalu menjadi amal jariyah adalah kekayaan yang hakiki.
Selamat jalan Pak Atul, maafkan saya, anakmu yang tak bisa berada disana dan mengantarkan antum ke peristirahatan terakhir, hanya bisa menangisi dan mendo’akan kepergian antum disini.
Semoga Allah membalas segala jasamu, menghitungnya sebagai amal jariyah disetiap langkah, husnul khatimah dan diberikan tempat terbaik di sisi Allah Rabbul ‘Alamiin.
Kami percaya, meski ragamu tak lagi ada, tapi kenangan dan nasehatmu akan selalu hidup dalam pikiran, hati dan jiwa kami. Inna lillahi wa Inna ilaihi Raaji’uun.
Sekali lagi, selamat jalan, Ustadzii. Langit kelabu hari Jum’at ini, tak akan pernah terlupakan.
Bandung, 28 Desember 2018. 14.39.
Anakmu,
Alumni Gontor IKPM Bandung
Dicopypaste dari Grup WA

Posting Komentar

  1. Selamat Jalan Saudaraku.
    Kau pergi membawa jasadmu
    Namun jariyahmu kekal dan akan terus menemanimu.

    Seumur manusia yang terus mengamalkan warisanmu

    Selamat Jalan Guruku

    Aĺlah dan Rasulullah mencintaimu
    Cinta dan kasih kami begitu kecil dibanding cinta dan kasih Rabb.

    Adik2ku para santri, Kakak2ku para alumni.

    Kenanglah beliau sebagai Hamba Allah yang berbakti dan mengabdi hanya lillah, karenaNYA dan untukNYA.

    Selamat Jalan.


    Tunggu Kami dalam ridhaNYa.


    BalasHapus

[blogger]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.