Gontor Bercucu, 350 lebih Pondok Alumni sudah Lahir

Januari 17, 2019

Sedikitnya 350 pesantren tersebar di Nusantara yang didirikan oleh para alumni Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor. Keberhasilan mereka dalam mendirikan pesantren merupakan keberhasilan penempaan di kawah candra dimuko pesantren yang lokasi ini dulunya sebagai sarangnya tempat maksiat.


Dari 350 pesantren cabang tersebut sedikitnya tercatat saat ini sebanyak 24.300 santri menjadi bagian dari perjalanan panjang Pondok Modern Darussalam Gontor. Hal ini belum dihitung dari jumlah alumni yang jumlahnya ratusan ribu.

Beberapa cabang pesantren yang santrinya mencapai ribuan antara lain Ponpes Darunnajah Jakarta, Darul Qolam Gintung Tanggerang santrinya mencapai 4000-5000 santri. Menurut Prof Dr.KH Amal Fathullah Zarkasyi salah satu pimpinan Pesantren Modern Darussalam Gontor meski berbagai cabang didirikan, namun tetap tidak meninggalkan konsep pondok induk.


"Secara konsep seperti kita juga, cuman ada beberapa yang berbeda salah satunya di Darunnajah yakni ada SMA-nya, istilahnya SMA unggulan. Di tempat lain ada Tsanawiyah, Aliyah tapi kurikulumnya tetap sama persis Gontor," ujarnya.

Kiprah para alumni yang jumlahnya puluhan ribu selama ditempa di Gontor sedemikian rupa dalam menerapkan sistem pendidikan di masyarakat tetap menerapkan sistem di Gontor.

"Memang ada yang makmumnya 100 persen ada yang 75 persen, ada pula yang 40, alasannya melihat kondisi setempat. Dan Alhamdulillah sekarang ini Departemen Agama melalui Peraturan Menteri Agama itu mengadopsi/ mengakomodir inspirasi pondok salaf dan pondok modern di dalam kerangka satuan pendidikan. Jadi sitem Gontor diadopsi, sistem salaf diadopsi, akhirnya menjadi seimbang," tambahnya.

Pendidikan di Gontor sendiri dimulai dari setingkat tsanawiyah aliyah yang dikenal dengan Mualimin. Mualim adalah penggabungan Tsanawiyah Aliyah 6 tahun dengan mengikuti kurikulum tingkat menengah pertama dan atas. "Jadi nanti kalau tamat sama dengan aliyah. Yang penting kurikulumnya diakui pemerintah dan sesuai sistem Depag dan terakreditasi," imbuh Prof Amal.

Menjawab pertanyaan mengapa di Gontor tidak ada pendidikan sekolah dasar. Sebab dengan pendidikan dasar dan penerapan sistem pendidikan sejak dini akan lebih mudah untuk mengikuti pelajaran di mualimin.

"SD tidak ada, adanya di luar pondok, SD itu di mana mana ada , kalau Gontor mendirikan SD SD negeri gulung tikar semua semuannya, dan itu sudah terbukti di tetangga sebelah ada pondok Ngabar Ponorogo. Pondok alumni Gontor, itu juga mendirikan MI, SD di sekitarnya akhirnya tutup . Lha Gontor sejak awal ndak mau itu, makannya kita ini mulainya Tsanawiyah-Aliyah yang kita gabungkan yang namannya Mualimin," katannya.

Sistem pendidikan mualimin di Pondok Modern Darussalam Gontor ini juga diadopsi oleh Muhammadiyah. Sebanyak 100 pesantren didirikan Muhammadiyah menurut keterangan Prof Dr.KH Amal Fathullah Zarkasyi pada merdeka.com.
"Dan Alhamdulillah, sistem mualimin ini kemarin pada Silatnas di Hotel Siti Tanggerang Banten, Gontor dengan sistem mualimin ini diakui oleh pemerintah, ini bukan di buat-buat dan difasilitasi, dalam artian kalau membuat sistem Mualimin maka itu sistem Gontor," pungkasnya. [war] (Sumber)

Posting Komentar

[blogger]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.