Belajar di sekolah atau pesantren tidak melulu mengenai buku, hafalan, duduk dikelas mendengarkan, atau tekun mengerjakan soal-soal. Itu penting tapi jika hanya itu yang dilakukan maka ada suatu kesempatan belajar lain yang terbuang yang sudah difasilitasi sekolah: ORGANISASI.
Dalam arti terbatas belajar organisasi sama dengan belajar menghadapi kehidupan. Disana ada interaksi, kerjasama, masalah bersama, pencarian solusi, kepemimpinan, ketaatan, merancang program, pelaksanaan program, tanggung jawab dll, yang sulit didapat jika hanya duduk membaca atau mendengarkan pelajaran.
Organisasi pelajar biasanya dimulai dari tingkatan setaraf SMP yang dikenal dengan OSIS. Pengalaman penulis, walau belum pernah memegang posisi teratas dalam organisasi sekolah, tapi menjadi bagian dari organisasi intra sekolah ini menjadi suatu kebanggaan. Berinteraksi tidak hanya dengan teman sekelas atau seangkatan tapi juga kakak kelas, adik kelas, juga guru dalam suatu hubungan yang berada dalam situasi berbeda dibanding hanya di kelas.
Dan sekarang anak saya di Pesantren. GONTOR. Di sana tidak ada OSIS. Organisasi pelajar di sana dikenal dengan OPPM, Organisasi Pelajar Pondok Modern. Memahami organisasi-organisasi di Gontor perlu penggalian info ya lebih mendalam karena berbeda dengan organisasi sekolah pada umumnya. Untuk masalah ini akan ditulis dalam tulisan yang lain.
Pada saat kelas 5 anak saya berkesempatan diamanahkan posisi Ketua Kopda Baru (Koperasi Dapur Baru yang berlokasi di belakang rumah Kiai Hasan. Awalnya saya pikir amanah yang diemban sebagaimana yang saya pahami seperti saat sekolah dulu. Ternyata saya salah!!. Amanah, tanggung jawab, beban kerja, tekanan, manajemen kerjasama, manajemen waktu dll jauh berada diatas level sekolah pada umumnya. Pengalaman yang didapat anak bukan selevel pengalaman organisasi sekolah tapi pengalaman di sebuah perusahaan bonafid yang ketat dengan disiplin, etos kerja, aturan dll!!
Sebagaimana orangtua sempat kami khawatir anak akan terbebani dan tidak fokus dalam pelajaran. Tapi kekhawatiran kami salah. Anak kami semangat!! Dan masya Allah justru dalam hal pelajaran anak kami meningkat (tp memang ada santri lajn yang menurun tp tidak signifikan). Padahal menurut cerita anak kadang tidur jam 1 atau jam 2 dan setengah jam sebelum subuh sudah bangun lagi. Belum lagi hukuman sudah menanti jika kesalahan terbuat. Amanah uang belasan hingga puluhan juta dalam mempersiapkan urusan dapur buat santri, kadang tidak kebagian makan sebab keburu habis dan lain2 kisah suka duka yang ajaibnya anak saya enjoy!! Masya Allah.
Alhamdulillah, dan terima kasih kepada Gontor yang membuat suatu sistem pendidikan yang unggul dalam pembentukan karakter, etos kerja, kepercayaan diri dll, yang mungkin susah didapatkan di sekolah lain.
Tulisan ini bukan suatu pengagung-agungan Gontor tapi semata saya melihat suatu nikmat dan saya kabarkan nikmat itu, وَاَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
RiM, Walsan Priangan
Posting Komentar