Dari tiga anak, anak yang pertama yang sekarang kelas 6 kalo menelepon bisa hingga 1 jam!! Banyak yang diceritakan. Bagi sy, ayahnya, ngobrol dengan dia itu seperti sedang diskusi dengan yang selevel!! Hehehe seneng lihat perkembangan anak. Tidak melulu curhat tapi sudah bisa mengidentifikasi masalah, mencari sumber permasalahannya dan menawarkan solusi. Masya Allah, Son, you are so far away better than me when i was at your age!
Diskusi politik, wawasan keislaman (wah bagian ini ayahmu ngaku2 aja bisa 😁), hingga prilaku2 anak sekarang yang akan berefek pada sistem di Gontor.
Peristiwa fenomenal di G6 yang mengakibatkan sekian banyak santri yang terkeluarkan (dipindahkan, diskors, bahkan diberhentikan, hingga ada yang atas kemauan sendiri pulang) sampai juga ke telinga dia.
Dia mengkritik generasi2 sekarang yang mengaku milenial tapi lemah dalam pemikiran, lemah dalam tekanan, sehingga mudah menyerah dan mengadu pada orangtua. Dia tidak setuju dengan kekerasan dan dia tdk pernah melakukan kekerasan di pondok. Tp dia merasakan sebenarnya secara kualitas dan kuantitas kekerasan skrng sdh banyak berkurang dibanding jaman dia, bahkan dibanding jaman2 senior yg dulu, kemudian yg dulu dan dulu lagi. Tapi terbukti generasi2 dulu sangat banyak yang jadi "orang". Tapi kasus di G6 itu membuat dia dan teman-temannya merasa sangat shock. Banyak anak2 kelas 6 dikeluarkan krn laporan orangtua santri. Kekerasan harus dihentikan tapi tidak dengan "memutus" masa depan banyak santri (ini versi anak saya lho, bahkan ada temannya yg ingin ketemu sama orangtua yang melaporkan itu, hehehe emang mau ngapain 😀).
Tapi begitulah perasaan anak kelas 6. Mereka tau dan merasakan perjuangan, tekanan, tanggung jawab dll. Dan kadang2 karena sebagian teman2nya kurang mendapat support orangtua dalam hal nasehat, dukungan dll kadang memang berlaku berlebihan, yang sebenarnya merekapun pasti menyesal. Tp hukuman tanpa pilih2 di Pondok. Saat harus keluar maka harus keluar. Dan anak kelas 6 tdk bisa mengulang langsung ke kelas 3 di sekolah umum. Dan anak2 kelas 6 yang lain merasakan kesedihan itu.
Dia berteori yang dia berharap teori ini tdk jadi kenyataan, sebagaimana Islam yang sdh sempurna aja, ada satu titik dimana muncul orang yang merasa lebih tau dan berusaha merubah Islam. Begitu juga Gontor yang besar dengan pengalaman dan terbukti bisa jadi suatu saat ada generasi2 yang merasa sok lebih tahu gontor dan berusaha merubah Gontor, dengan protes, kritikan dll. Dan itu didukung sama orangtuanya. Pdhl mrk tau Gontor baru2 aja, tp sdh merasa punya pemikiran lbh baik.
Gontor akan selalu mengikuti jaman tp sunnah2 gontory tdk akan berubah, karena itulah "ruh" pondok yang sdh terbukti dan teruji.
Begitu diskusi sama anak saya kmrn. Masih ada sebenarnya tema2 lain yang kami bahas 😁
Posting Komentar