Pengalaman Pribadi: Pendaftaran Santri Baru Gontor Putri (Catatan Bunda Niswatul Khimayah Bag. 5)
Assalamualaikum
Terima kasih banyak untuk teman-teman pembaca yan sudah "menagih" saya untuk melanjutkan cerita, jadinya saya termotivasi untuk melanjutkan. Semoga keterlambatan saya menulis ini tidak mengurangi manfaat dari tulisan ini sendiri. Bagian ini saya akan bercerita tentang pasca pengumuman. Bagi teman-teman yang belum membaca part sebelumnnya, silakan membacanya terlebih dahulu, berikut linknya:
PART 1 - Kelengkapan, Waktu dan Biaya Pendaftaran
PART 2 - Proses Pendaftaran
PART 3 - Ujian masuk Gontor
PART 4 - Pengumuman kelulusan santri baru
Seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya, bahwa ada sekitar 500 calon santri yang belum bisa belajar di Gontor Putri tahun ini. Sehingga mungkin akan menjadi masalah harus sekolah dimana, sebab sekolah umum sudah tutup. Tapi ternyata masih ada opsi lain, yang bisa menjadi plan B. Jadi ternyata pada saat pengumuman hadir pula pondok-pondok alumni yang siap menampung teman-teman yang belum berhasil.
Apa pondok alumni itu?
Sebelumnya, saya mohon diluruskan kalau ada khilaf saya dalam memberikan informasi ini. Sependek pengetahuan saya, pondok alumni merupakan pondok pesantren yang didirkan oleh alumni Gontor dan sistemnya sedikit banyak mengacu dan mengadopsi Gontor. Begitupun pengajarnya, sebagian juga merupakan santri-santri lulusan baru yang sedang menjalani masa pengabdian. Memang tidak sama persis, pasti ada perbedaan mengenai fasilitas, biaya, sistem pendidikan yang sudah disesuaikan, dll. Sepemahaman saya sih begitu dari penjelasan beberapa ustadzah pondok alumni saat itu.
Menurut saya gak ada salahnya juga memilih pondok alumni sebagai plan B. Terutama bagi calon santri yang belum mengenal Gontor atau pesantren sama sekali. Ya memang bisa dan banyak juga calon pelajar dari SD negeri atau SMP negeri yang bisa lolos ujian masuk Gontor. Tapi pasti akan lebih mudah bagi mereka ya memang sudah pernah di pesantren, mengenal baca tulis arab dan pelajaran-pelajaran agama lebih dalam. Terlebih lagi kalau dari sekolah umum dan belum ada keturunan Gontorian, itu pasti lebih menantang lagi. Bukan berarti gak bisa, insyaAllah pasti bisa selama mau berusaha dan berdoa. Adik saya juga dari SMP Negeri dan dia adalah orang pertama yang masuk Gontor di keluarga besar. Oke, ada beberapa alasan yang menurut saya bisa dijadikan pertimbangan untuk memilih pondok alumni jika tidak diterima di Gontor?
1. Pondok alumni mengacu dan mengadopsi sistem Gontor, jadi sedikit banyak pasti ada kemiripan dengan Gontor. Ada yang mirip banget, ada yang mirip hanya kurikulumnya saja.
2. Ada pondok alumni yang memiliki program bimbingan satu tahun, artinya program tersebut khusus untuk persiapan masuk Gontor. Jadi calon pelajar yang belum lulus tahun ini, bisa belajar dulu di pondok alumni dan tahun depan bisa ikut tes di Gontor lagi. Apa tidak rugi? menurut saya gak juga. Jangan takut tertinggal, sebab di Gontor ada yang namanya loncat kelas. Pas awal masuk, santri akan diberi kesempatan untuk ikut tes loncat kelas. Ada yang gagal, ada yang langsung kelas 2, kelas 3, 4 bahkan 5. Semua tergantung kemamampuan santri, tapi saya kurang tahu detailnya bagaimana.
3. Kalau misal ngomongin biaya, ada pondok alumni yang biayanya lebih murah.
4. Pondok Alumni jumlahnya banyak dan tersebar dimana-mana, jadi ada kemungkinan lebih dekat dengan kota asal.
InsyaAllah akan berlanjut mengenai cerita mengenai tempat tinggal selam di sana, sampai bertemu di part 6 :)
Posting Komentar