Di Yogyakarta, ada Ibu Yuniati yang berhasil menguliahkan kedua anaknya, bahkan sampai ke luar negeri. Padahal dia hanya bekerja sebagai buruh cuci.
Anak pertamanya, Satya Candra Wibawa Sakti, berhasil masuk Universitas Hokkaido di Jepang untuk menempuh kuliah S-3 lewat program beasiswa. Sebelumnya, dia kuliah S-1 di Universitas Negeri Yogyakarta dan S-2 di Universitas Gadjah Mada.
Adapun anak keduanya, Octaviani Ratna Cahyani, bisa lulus sekolah kebidanan dan bekerja di sebuah rumah sakit ternama di Yogyakarta. Semua itu berkat kerja keras dan kenekatan sang ibu.
Bagaimana gak nekat. Tahu kemampuan finansialnya gak bagus karena statusnya sebagai buruh cuci, Yuniati berutang untuk biaya kuliah kedua anaknya.
Bahkan dia sampai utang ke rentenir. Tahu sendiri dong bunga yang ditetapkan rentenir. Karena gak ada aturan, mereka bisa patok bunga semena-mena jauh di atas bunga bank.
Sampai-sampai tetangganya pada nyinyir. “Hidup aja susah kok nguliahin anak.”
Namun karena sudah bertekad baja, Yuniati gak mau menyerah. Utang Yuniati memang masih ada, tapi kedua anaknya sudah mencapai taraf hidup yang lebih baik darinya.
Itulah yang menjadi impiannya. Dia gak mau anak-anaknya hidup susah seperti dia.
Dari kedua kisah inspiratif tersebut, kita bisa mengambil pesan moral buat karir dan kehidupan. Yakni tujuan membanting tulang mengais rupiah demi rupiah gak selalu harus buat diri sendiri.
Demi kebahagiaan dalam hidup, kesejahteraan keluarga bisa menjadi target utama karir seseorang. Bukan target ambisi pribadi.
Toh, ketika target itu terpenuhi, kita ikut terkena dampak positifnya. Sebagai satu keluarga, susah-senang mestinya ditanggung bersama.
Apalagi buat yang berstatus orang tua. Melihat anak hidup sejahtera adalah kebanggaan. Ambisi pribadi sebaiknya dikesampingkan demi masa depan cerah anak kelak
Posting Komentar