Inspirasi ini saya rangkum dari tulisan Ibnu Syahri Ramadhan, Pemimpin Redaksi majalah kampus Warta Unsyiah saat beliau kembali turun mewawancara melatih kembali teknik wawancaranya yang sempat hilang dan sekaligus bisa bertemu dengan orang-orang yang inspiratif.
...
Nah, siang tadi adalah kesekian kalinya saya mewawancarai seseorang yang akan mengisi rubrik profil di Majalah Warta Unsyiah. Ada satu pertanyaan yang selalu saya masukkan dalam list wawancara yaitu siapa sosok yang paling menginspirasi hidup anda?
Bagi saya, pertanyaan ini penting. Karena saya ingin tahu siapakah sosok yang mampu menggerakkan semangat hidupnya. Namun pertanyaan ini, entah mengapa, setiap kali ditanyakan saya selalu mendapatkan jawaban yang sama. Bahwa sosok yang paling menginspirasi hidupnya adalah orang tua.
Seperti siang tadi, saya mewawancarai Revira Sari, atlet Kempo yang berprestasi di kampus ini. Vira pun tak kuasa menahan air matanya saat mengatakan bahwa sosok yang paling menginspirasi hidupnya adalah Ibunya. Biasanya, kalau sudah begini lawan bicara saya akan terdiam sejenak. Menyeka air matanya. Dengan suara terbata-bata ia berusaha menceritakan alasannya. Mengapa orang tua begitu bearti dalam hidupnya.
“Ibu itu orangnya gigih. Pukul 3 pagi Ibu sudah bangun untuk bersiap-siap jualan sayur di pasar,” ujar Vira dengan mata yang berkaca-kaca.
Begitulah, menceritakan orang tua memang selalu mengharukan. Sebab kita terikat secara emosional dengan mereka. Namun, sejauh apa kita menjadikan orang tua sebagai inspirasi hidup kita? Memegang teguh setiap nasihatnya dalam keseharian kita? Adalah pertanyaan lain yang harus kita jawab dengan penuh kesadaran.
Maka beruntunglah orang-orang yang mampu menjadikan orang tuanya sebagai inspirasi hidup. Sebab mereka adalah orang yang terus berupaya menjaga kesinambungan cintanya dengan orang terkasih itu.
Menjadikan orang tua sebagai sumber keteladanan, bukanlah pilihan yang keliru. Meskipun agama ini jelas mengajarkan, bahwa keteladanan hidup yang utama itu adalah Nabi Muhammad Saw. Ialah sumber inspirasi hidup yang tiada henti. Sebagai muslim jelas kita tidak mengabaikan tuntunan ini.
Hanya saja, menjadikan orang tua sebagai inspirasi hidup, sebenarnya lebih pada panggilan nurani kita sebagai anak. Sebab kita menjadi saksi hidup betapa totalitasnya mereka mencintai kita.
Maka menempatkan orang tua sebagai inspirasi hidup, bukan karena kita kehilangan sumber keteladanan, tapi sebagai bentuk bakti kita sekaligus ketersambungan cinta kita kepada mereka. Seperti orang-orang yang saya wawancarai ini, mereka tanpa ragu mengatakan orang tualah sumber energi mereka. Sosok yang cukup berpengaruh dalam ikhtiar mereka menuju kesuksesan.
Buktinya, mereka mampu mengingat setiap nasihat orang tuanya secara detail. Kapan nasihat itu disampaikan? Seperti apa rupa kalimatnya? Semuanya terekam baik dalam benak mereka. Seperti yang diucapkan Yulianti Elisabet Demena, seoarang mahasiswi Unsyiah asal Papua. Saya mewawancarainya pada awal April lalu. Yulianti, ingat betul nasihat Papanya sebelum ia berangkat ke Aceh.
“Papa bilang begini, kamu kuliahnya sampai berhasil ya nak, kamu harus bawa pulang ijazah,” ujar Yulianti menirukan ucapan Papanya. Nasihat itulah yang menjadi penguat Yulianti jika ia mulai tak bersemangat.
Kalau sudah mendengar kalimat begini, saya pun secara tak sadar larut dalam suasana. Memori saya langsung teringat Abah dan Emak di kampung halaman. Lalu diam-diam bertanya dalam hati, selama ini sudah sejauh mana saya menjadikan keduanya sebagai inspirasi hidup ini?
Mungkin perasaan ini pula yang dirasakan Ibook, Ibunya Kirana yaitu seorang anak kecil lucu yang telah menjadi selebgram. Dalam buku terbarunya Happy Little Soul, Ibook menuliskan kalimat ini:
“Untuk Ibuku yang tak kuingat kapan ia pernah marah dan memasang wajah cemberutnya,”
Karena alasan inilah, Ibook pun berupaya mendidik Kirana dengan suasana hati yang gembira. Berusaha tidak marah di hadapan anaknya yang lucu ini. Cara Ibook merawat Kirana inilah yang kemudian menginspirasi banyak orang.
![]() |
Inspirasi Ibook mendidik Kirana dengan hati yang ceria adalah ibunya |
Setiap Ibook mem-posting Kirana, selalu saja mendapat respon yang positif dari penggemarnya di instagram. Ibook, yang mulanya terinspirasi dari orang tuanya, kemudian menularkan inspirasi lain kepada banyak orang. Mungkin, inilah yang disebut energi cinta yang berkesinambungan itu.
Maka akhir-akhir ini, saat di hadapan kita terhampar begitu banyak sosok untuk diidolakan. Namun kita tetap memilih orang tua sebagai keteladanan. Maka sejatinya kita telah berhasil menyambut dengan benar panggilan nurani kita. Orang tua, memang sudah semestinya mendapatkan tempat yang istimewa di hati ini.
Posting Komentar