Yudisium ala Gontor
Sepengalaman ketika menghadapi yudisium di perguruan tinggi tempat kuliahku, terasa sebagai kegiatan yang sudah dapat diperhitungkan sejak semula. Mengikuti yudisium terasa biasa saja ketika semua syarat dan ketentuan sudah dipenuhi. Syarat yang harus dipenuhi misalnya jumlah SKS dan Angka kredit yang memenuhi standar serta poin unit kegiatan yang juga harus memenuhi standar. Begitulah ketik semuanya sudah memenuhi syarat dan ketentuannya maka bisa dipastikan lulus kuliah dan tinggal menunggu jadwal wisuda saja.
Hari Selasa pagi mulai jam 7 pagi kami bersama dengan hampir semua wali santri mengikuti acara yudisium untuk menentukan kelulusan santri di kampus pusat Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) Ponorogo. Kegiatan tersebut sebenarnya tidak wajib diikuti oleh wali santri, kalaupun mengikuti maka wali santri tidak diperbolehkan mendekat ke lokasi, tetapi hanya boleh melihat atau mengikuti sesuai batas yang telah ditentukan panitia.
Sebelum kegiatan yudisium, wali santri diundang oleh pondok pada acara Resepsi Khataman yang diselenggarakan pada malam sebelum yudisium. Acara tersebut bisa dimiripkan sebagai acara wisuda lulusan karena berisi serangkaian pembukaan, sambutan-sambutan, tausiah dan doa serta penutup. Acara dimulai dengan pembacaan Basmalah dlanjutkan dengan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya berikutnya lagu Himne Oh Pondok ku. Acara semakin khusuk ketika dibacakan ayat suci Al-Qur’an Surat Al-Haj ayat 77-78.
Sambutan dimulai dari sambutan perwaklian siswa KMI kelas 5 (adik kelas), berikutnya sambutan perwakilan siswa KMI kelas 6 dan dilanjutkan dengan sambutan perwakilan wali santri. Bapak Direktur KMI dalam sambutannya menyampaikan laporan tentang pelaksanaan ujian akhir KMI serta jumlah peserta ujiannya menurut kriteria kriteria tertentu, misalnya asal provinsi, umur, lamanya belajar, latar belakang orang tua dan lain-lain.
Acara utama yang ditunggu-tunggu semua hadirin adalah tausian dari Kiai Ahmad Sahal yang berisi petuah-petuah yang sangat berguna bagi calon lulusan KMI yang nantinya bergelar Ustadz dan berguna juga hadirin tamu undangan. Rangkaian acara ditutup dengan doa serta sahur bersama.
Pagi hari Selasa 6 Juni 2017 atau 11 Ramadhan 1438 H, acara yudisium penentuan lulusan KMI dimulai jam 7 pagi bertempat di depan aula BPPM. Yudisium dilaksanakan dengan cara pemanggilan masing-masing nama santri dan asal kotanya. Pemanggilan dilakukan dalam beberapa sesi, kalau tidak salah dalam lima (5) sesi. Masing-masing sesi ada maksud dan tujuannya. Menurut keterangan beberapa santri peserta yudisium, pemanggilan sesi 1 untuk lulusan yang ditugaskan mengabdi di Pondok Gontor 1, 2 dan 3. Pemanggilan sesi 2 adalah yang ditugaskan untuk mengabdi di Pondok Gontro 5, 6 dan cabang lainnya baik yang di pulau Jawa maupun luar Jawa. Pemanggilan sesi 3 adalah diperuntukkan bagi lulusan yang akan ditugaskan di Pondok Alumni seluruh Indonesia. Pemanggilan sesi 4 adalah bagi mereka yang sebelumnya mengajukan tugas pengabdian di UNIDA dan yang terakhir pemanggilan sesi 5 adalah bagi santri yang kelulusannya ditunda dan diberi kesempatan untuk memperbaiki nilai ujiannya selama 6 bulan kedepan.
Sesuai dengan laporan Direktur KMI bahwa peserta Ujian KMI tahun ini sebanyak 1.555 orang dari santri Pondok Gontor (Putra) seluruh Indonesia. Dari seluruh peserta Ujian akhir KMI memang ada yang dinyatakan belum lulus tapi jumlah nya sedikit dibandingkan yang lulus, jikalau diprosentasi mungkin yang lulus adalah kurang lebih 99%. Suatu prestasi yang sangat bagus dan membanggakan.
Kami mengikuti acara yudisium lulusan KMI Pondok Gontor dengan perasaan yang campur aduk, deg-deg an penuh harap agar putra kami bisa lulus. Alhamdulillah akhirnya nama putra kami disebut juga yang berarti lulus. Sembah sujud syukur kami panjatkan untuk Allah yang maha berkehendak serta maha pengasih dan penyayang.
Sumber https://emasanam.wordpress.com/2017/06/09/yudisium-ala-gontor/
Posting Komentar